Sabtu, 09 Desember 2017

ENAK NGGA ENAKNYA JADI GURU!

Nama : INTAN
NIM    : 2227150046
Kelas  : VB PGSD
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran SD

           ENAK NGGA ENAKNYA JADI GURU!!!

             Dulu, jaman masih sekolah, saya selalu punya sosok guru idola. Guru yang keren, berwibawa yang tahu banyak hal dan bisa menjawab pertanyaan apapun. Saya dulu SD pernah berpikir kalau jadi guru itu enak. Datang, ngajar, ngasih nilai, terus pulang. Paling enak kalau guru merangkap pengurus sekolah (kayak wakil, kepala sekolah bagian apa gitu). Datang, ngajar sebentar, ijin rapat, nitip tugas, habis itu pulang. Ada juga yang datang langsung ijin rapat, gak masuk kelas sama sekali.

               Setelah lulus sekolah, saya kuliah di jurusan yang 100% mempelajari dan mendalami bidang pendidikan. Stress nya. Tidak terbayang juga saya masuk milih jurusan fkip haha. Selama itu pula pandangan saya terhadap guru itu berubah. Semua kerjaan guru yang saya kira sebelumnya sedikit, ternyata jauh lebih banyak dari itu. Respect.

                    Setiap mau ngajar harus bikin Rencana Pembelajaran (RPP) jauh-jauh hari. Buat RPP aja tidak bisa sembarangan, harus sesuai sama silabus, program semester, kurikulum, materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan lain-lain sebagainya.

                Nahh pada kesempatan kali ini saya akan sedikit bercerita , enak ngga sih jadi guru atau pada saat ngajar di kelas. Apalagi kalau kita mengajar di kelas rendah, khususnya kelas satu SD. pada tanggal 21 oktober 2017, itu kali pertama saya mengajar di SDN Kemang, kebetulan juga saya mengajar siswa kelas satu. Hari itu saya masuk ke dalam kelas dan akan memulai proses pembelajaran. saat awal pembelajaran siswa masih kondusif, proses pembelajaranpun masih dapat berjalan dengan baik, tapi setelah itu siswa mulai ribut, gaduh, sibuk dengan dunianya sendiri. Ada siswa yang mengobrol, siswa yang menggambar, siswa yang bermain mobil-mobilan bahkan siswa yang suka mengganggu temannya. Yaah mungkin itulah ngga enak nya jadi guru, harus pinter-pinter cari solusi gimana caranya siswa biar duduk rapih dan kondusif lagi seperti pada awal pembelajaran. pada saat saya meminta anak-anak untuk duduk rapih di bangkunya masing-masing dan Alhamdulillah siswanya pada nurut.  Saat itu kegiatan yang sedang dilakukan adalah mengamati gambar yang ada di dalam buku siswa, karena sebelumnya saya melihat anak-anak kondisinya kurang kondusif akhirnya saya berfikir untuk memutarkan video nyanyian anak-anak yang berhubungan dengan materi yang sedang diajarkan. Saya pergi ke ruang guru untuk meminjam laptop salah satu guru yang berada di kantor . kemudian saya download video nyanyian “bangun tidur kuterus mandi” dan lagu “ burung hantu”  setelah beberapa menit lalu saya meminta siswa untuk memperhatikan video yang akan diputar. Karena di SDN Kemang ini tidak menyediakan infocus , maka saya meminta siswa untuk duduk di lantai bersama-sama dengan rapih dan laptop nya di simpan di atas meja. Mungkin tindakan saya ini tidak sesuai dengan RPP yang sudah saya buat, karena dalam RPP yang saya buat di dalam kegiatannya tidak ada kegiatan menonton atau mengamati video.  Tindakan yang saya lakukan ini menurut saya tidak salah, karena video yang diputarkan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Dan hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh widyo (1997) bahwa video adalah media ganda yang terintegrasi yang dapat menyajikan suatu paket ajar yang berisi komponen visual dan suara secra bersamaan. Widyo juga mengatakan, pembelajaran yang dilakukan menggunakan video bersifat interaktif artinya pembelajaran akan lebih bermakna dibandingkan pembelajaran yang disajikan lewat media lainnya.
               
              Setelah video selesai diputar, saya meminta siswa untuk duduk kembali, siswa terlihat senang dan kembali duduk dengan rapih. Setelah itu saya melanjutkan proses pembelajaran kembali dengan kondisi siswa yang menurut saya baik dan kondusif.

                Selanjutnya adalah, pengalaman mengajar saya pada tanggal 28 oktober 2017. Dimana untuk yang kedua kalinya saya mengajar di SDN Kemang di kelas satu lagi. Hari itu saya sudah menyiapkan RPP sebagai acuan pembelajaran. hari itu pembelajaran di mulai seperti biasa, siswa berdoa terlebih dahulu sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Setelah itu saya memulai pembelajaran dengan lancar, siswa kondusif, dan aktif. Satu yang menjadi perhatian saya adalah, siswa yang terlihat pasif, siswa itu duduk di bangku ke tiga paling pojok dekat dengan jendela. Lalu saya datangi siswa itu, dan saya bertanya “ kenapa” tapi siswa itu tidak menjawab.  Lalu saya melanjutkan kembali proses pembelajaran. tiba-tiba salah satu siswa bicara kepada saya bahwa temannya itu sakit perut dan ingin BAB. Disitu saya bingung, akhirnya saya antar siswa ke kamar mandi, kemudian saya bertanya kepada siswa “bisa cebok sendiri?” siswa malah menggelengkan kepala. Yaaaaah, dalam hati saya berkata “ apa harus saya yang cebokin?” dan kalu pun saya yang harus nyebokin siswa, mungkin ini juga salah satu hal yang kurang enak, kalau harus nyebokin anak orang haha. Tapi ternyata siswa ini adalah anak dari salah satu guru yang ada di SDN Kemang, ada guru yang juga datang ke kamar mandi dan guru itu bertanya mengenai anaknya. Kemudian saya diarahkan oleh guru tersebut untuk kembali mengajar.

                  Selanjutnya saya melanjutkan kegiatan pembelajaran di kelas. Saat itu kegiatannya adalah menggambar, menggambar hal-hal yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan. Seperti tumbuhan, bulan bintang, matahri dll. Pada saat siswa sedang menggambar, ada salah satu siswa yang datang dan meminta saya untuk menggambarkan pemandangan. Akhirnya saya turuti. Kemudian hampir seluruh  siswa yang ada dikelas meminta saya untuk menggambar dibuku gambarnya masing-masing. Dan saya melakukan itu. Tindakan saya ini entah benar atau tidak, saya juga tidak tahu tindakan yang saya lakukan itu sesuai atau tidak dengan teori ahli wkwk.

                Setelah itu, siswa mewarnai gambar yang sudah dibuat sendiri atau gambar yang dibuat oleh saya di bukunya masing-masing. Kemudian saya menilai hasil gambar yang mereka gambar, rapih atau tidak siswa mewarnai gambar itulah yang menjadi penilaiannya.
                   
                  Selanjutnya adalah pengalaman mengajar saya di tanggal 04 november 2017, masih tetap sama, mengajar di SDN Kemang dan di kelas yang sama. saat itu mungkin keadaan saya sebagai guru kurang fit wkwk.  Suara saya tidak seperti biasanya, selama proses pembelajaran ada beberapa siswa laki-laki yang sulit diatur,  dan mungkin itu juga menjadi salah satu hal yang ngga enak kalau jadi guru, ketemu siswa yang susah di atur. Apalagi kalau gurunya juga bingung harus melakukan apa.  

                   Oleh karena itu jadi guru itu ada aja ngga enak nya. Karena 2 orang siswa laki-laki ini susah di atur, akhirnya saya meminta mereka untuk maju kedepan dan meminta mereka untuk menceritakan kegiatan yang paling mereka sukai. Mungkin ini juga salah satu tindakan yang tidak tercatat dalam point RPP yang sudah saya buat. Tapi saya melakukan ini agar siswa tidak sibuk dengan kesibukannya sendiri. Setelah itu saya memberikan reward kepada dua siswa ini berupa bintang yang ditulis dengan nama mereka di papan tulis. Dan mereka senang. Setelah itu proses pembelajaranpun dialanjutkan dan saya selalu mengawasi mereka dan duduk disamping mereka ketika teman-teman lainnya sedang mengerjakan tugas.

              Selanjutnya adalah pengalaman saya mengajar di SDN Kemang untuk yang ke empat kalinya. Waktu itu tepatnya tanggal 11 November 2017. Dalam pengalaman ke empat ini, saya mengajar tidak seperti sebelumnya. Sebelumnya saya hanya mengajar siswa kelas satu dari jam 07.00 sampai jam 09.00 saja, tapi pada pertemuan ke empat ini, saya diminta mengajar sampai siswa nya pulang, siswa pulang jam 10.00.  karena saat itu guru kelas 1 sedang ada pelatihan oleh karena itu saya diminta untuk mengajar sampai pulang. Proses pembelajaran dilakukan dengan baik, tidak terjadi kendala yang dapat menghambat proses pembelajaran, siswa aktif, semangat belajar dan antusias. Pukul 09.00 siswa pun istirahat, dan masuk lagi pukul 09.30. karena pembelajaran yang ingin disampaikan sudah selesai, akhirnya 30 menit waktu sebelum pulang saya gunakan untuk mengajak siswa senam “baby shake” karena kebetulan hari itu saya bawa laptop sendiri. Dan untuk speaker nya saya pinjam ke kantor. Siswa terlihat senang, dan senam di ulangi sebanyak tiga kali.

                Dari beberapa kali pengalaman mengajar saya, bisa dilihat yaa ngga enaknya jadi guru itu kaya gimana, jadi guru tentu tidak mudah, jadi guru tentu ngga Cuma ada enaknya aja , selain dituntut harus perpengetahuan yang luas sebagai guru, guru juga harus punya kepribadian yang baik, sabar dan pengertian. Jadi guru kudu sabar, sabar banget, apalagi guru SD ngadepin anak-anak, dengan beragai karakter dan prilaku anak-anak yang mungkin ga gampang diatur, karena masa SD adalah masa dimana anak-anak sedang tumbuh dan berkembang, dimana seorang guru SD juga harus tau perkembangan dari setiap siswa, supaya tepat memberikan tindakan untuk anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.  karena gada profesi yang mudah wkwk. Pasti ada enak dan gaenaknya termasuk profesi sebagai GURU.

              Pengalaman saya ini tentu membuat saya sadar, kalau memang jadi guru itu ga gampang. Dan pengalaman ini merubah pandangan saya, saat saya masih duduk si bangku sekolah saya fikir jadi guru itu gampang. Cuma dateng ke sekolah, ngajar, bikin soal ulangan, selesai. Tapi ternyata, mau ngajar aja harus buat RPP dulu, kalau pengen pembelajarannya menarik harus buat media dulu, ngajar juga ternyata ga gampang, apalagi kalau siswanya ga fokus sama pembelajaran, ribut, ngobrol dll, butuh suara yang lantang kalau siswanya ribut, kalau teriak-teriak suara abis, kalau siswa susah di atur pasti ngeluarin suara kenceng dong, apalagi kalau itu anak-anak SD. Otak guru SD gaboleh buntu, gaboleh kehabisan akal saat siswanya ribut dan cari cara buat ngembaliin kondisi kelas yang kondusif, saat siswa ada masalah, guru harus bisa ambil tindakan yang tepat buat siswa, dan masih banyak banget yang harus di lakuin sama guru.

               Dan enak nya jadi guru, mungkin kalau guru itu udah jadi PNS, dapet gaji gede, dapet tunjangan. Jadi ngerasa terbayar capenya. Kalau jadi guru Honor?????? Gaji ga gede, mungkin aja di gaji nya telatt, cape iya, mungkin cape bangett. Padahal sama-sama jadi guru, sama susah, sama-sama capeee wkwk punya tujuan yang sama, untuk memberikan pendidikan atau pembelajaran, tapi dibedain dari status PNS atau Honor wkwk. Gaji guru honor kata orang-orang sih kecil, ngga seberapa, bahkan perbedaan nya jauh banget dari gaji PNS. Padahal guru PNS pun belum tentu melakukan pembelajaran dengan baik, mungkin aja lebih terarah guru honor proses pembelajarannya. Tapi kalau liat gaenaknya guru dari status PNS atau HONOR jelas gaenak jadi guru honor. Gaji ga seberapa, buat sendiri juga mungkin ga cukup.

                 Intinya, jadi guru bukan profesi yang mudah dan enak, kalau kalian beranggapan jadi guru itu mudah atau enak coba ubah pandangan kalian yaa, saya memang belum jadi guru beneran wkwk, tapi dari pengalaman saya saat ngajar, itu kerasa ko gaenaknya, meskipun Cuma ngajar satu minggu sekali dalam jangka waktu satu bulan.

              Dan dari pengalaman saya ini juga, ini yang bisa merubah pandangan saya, yang tadinya saya beranggapan jadi guru itu gampang dan enak, ternyata itu semua persepsi yang salah. Justru setelah saya ngalamin sendiri bahkan saya baru belajar belum bener-bener jadi guru itu udah berasa gaenaknya, capenya dan segala sesuatu yang harus dipersiapkan untuk melakukan proses pembelajaran. dari mulai RPP , penilaian, media yang cocok DLL.  Apalagi kalau udah bener-bener jadi guru, dan jadi guru honor, kalau guru harus selalu nyiapin media pembelajaran dengan status guru honor, pasti pengeluaran lebih beasar dari pemasukan. Dan itu kebayang bangett gaenaknya. Waktu, pikiran, uang kesita buat nyiapin pembelajaran yang menurut kita bakal menyenangkan siswa. Mungkin butuh keikhlasan bangett yaa kalau jadi guru yang kaya gini.

                Kalau udah tau enak dan ngga enak nya jadi guru, yaa tinggal jalanin ajaa mau kemana nantinya. Bener mau lulus sebagai S.Pd dan jadi tenaga pendidik atau mungkin punya rencana lain setelah lulus dengan gelar S.Pd???

                  jadi ?? yuu buat kalian para calon guru,  yakinin diri kita sendiri, bener ngga sih kita mau jadi tenaga pendidik? Pantes ngga sih kita kalo jadi tenaga pendidik? Udah cocok kah jadi tenaga pendidik? Kalau ngerasa ga yakin atau ngga cocok dengan profesi itu, kayanya sih mendingan jangan. Karena masa SD adalah masa dimana guru harus mampu membangun pondasi yang kokoh, baik dan dapat memberikan manfaat atau pengaruh baik untuk masa depan siswa nantinya. Oleh karena itu, guru nya juga harus bener-bener. Karena guru menjadi salah satu faktor penentu buat siswa-siswanya selain orangtua siswa.