Awal
perkembangan filsasfat, filsafat
meliputi seluruh jenis ilmu pengetahuan. Pada masa ini pengetahuan belum
terpecah-pecah dan terspesialisasi. Namun pada masa Renaissannce abad ke 17
dans sesudahnya, ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang luar biasa
sehingga memisahkan diri dari filsafat. Setelah filsafat pecah menjadi berbagai
disiplin ilmu, aktivitas filsafat tidak mati, tetapi hidup dengan bercorak baru
sebagai ilmu istimewa yang mencoba memecahkan masalah yang tidak terpecah oleh
jangkauan ilmu. Filsafat kemudian memiliki cabang-cabangnya.
De Vos, dalam E.N.S.I.E ( Eertse
Nederlandse Systematich Ingeriche Encyclopedie ), menggolongkan cabang-cabang
filsafat sebagai berikut:
a.
Metafisika
b.
Logika
c.
Ajaran tentang ilmu pengetahua
d.
Filsafat alam
e.
Filsafat kebudayaan
f.
Filsafat sejarah
g.
Estetika
h.
Etika
i.
Antroplogi
Kajian
ilmu sejarah mengkaji masalah waktu dan peristiwa. Jadi filsafat sejarah adalah
ilmu filsafat yang memberi jawaban atau sebab dan alasan segala peristiwa
sejarah. Jelasnya, filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat yang
menyelidiki sebab-sebab terakhir dari suatu peristiwa, serta ingin memberikan
jawaban atas sebab dan alasan segala peristiwa sejarah.
Filsafat
sejarah berusaha mencari penjelasan serta berusaha masuk kedalam dan pikiran
cita-cita manusia sendiri dan memberikan keterangan tentang bagaimana munculnya
suatu Negara, bagaimana proses perkembangan kebudayaannya sampai mencapai puncak kejayaannya dan akhirnya
mengalami kemunduran seperti pernah dialami oleh Negara-negara pada zaman yang lalu disertai peran pemimpin terkenal
sebagai subjek pembuatan sejarah pada zamannya ( Tamburaka, 1990:130).
Menurut Al Kudhairi , filsafat
sejarah adalah tujuan terhadap peristiwa-peristiwa historis untuk mengetahui
factor-faktor essensial yang mengendalikan perjalanan peristiwa-peristiwa
istoris itu, untuk kemudian mengikhtisarkan hokum-hukum yang tetap. Yang
mengarahkan perkembangan berbagai bangsa dan Negara berbagai masa dan generasi.sementara
itu, F Laurent mengatakan sejarah tidak mungkin hanya merupakan seperangkat
rangkaian peristiwa yang tanpa tujuan atau makna. Dimana sejarah tunduk
sepenuhnya pada hakekat Tuhan seperti peristiwa alam yang tunduk pada
hukum-hukum yang mengendalikan.
Menurut
prof. Sartono Kartodirjo filsafat sejarah adalahsalah satu bagian filsafat yang
berusaha memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai makna suatu proses
peristiwa sejarah. Manusia berbudaya tidak puas dengan pengetahuan sejarah,
dicarinya makna yang menguasai kejadian-kejadian sejarah. Dicarinya hubungan
antara fakta-fakta dan sampai kepada asal dan tujuannya. Kekuatan apakah yang
menggerakan sejarah kearah tujuannya? Bagaimana proses sejarah itu? ( Sartono
Kartodirdjo 1990:78-79).
Sedangkan kedudukan atau status filsafat
sejarah di jelaskan pula oleh The Liang Bie “ filsafat sejarah sebagai anak
cabang filsafat yaitu filsafat khusus adalah suatu cabang filsafat yang
mengkaji bidang-bidang khusus. Misalnya spesifik dari pengalaman atau kegiatan
hidup manusia. Filsafat khusus disini terdiri dari: filsafat kebudayaan,
filsafat seni, filsafat politik, filsafat pendidikan dan filsafat sejarah.
Menurut
S. Tulman, filsafat merupakan sebuah anak cabang atau anak ranting dari sejarah
ilmu. Filsafat ilmu dimaksud disini antara lain: ontology ( hakekat
pengetahuan), Epistimology ( cara memproleh pengetahuan), Oksiology ( manfaat
ilmu pengetahuan).
Jadi, filsafat
sejarah adalah cabang dari filsafat yang mempelajari tentang prinsip-prinsip
mendasar ( hakekat) sejarah sejauh dapat ditangkap oleh akal dan dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah, artinya bersifat rasional-ilmiah.
Filsafat sejarah mempelajari tentang prinsip-prinsip dasar keilmuan sejarah.
Prinsip sejarah membicarakan “ada” sebagai sejarah. Pertanyaan yang dapat
dikemukakan dalam filsafat sejarah adalah struktur mendasar atau esensi dasar
apa yang menyebabkan sejarah ( masa lampau ) itu menjadi atau hal-hal mendasar
apa yang menyebabkan sesuatu itu terjadi atau berubah. Filsafat sejarah
membicarakan hakekat sejarah atau esensi dasar sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar