Periode antara 750 M
dan 1100 M adalah abad masa keemasan dunia Islam. Plato dan Aristoteles telah
memberikan pengaruh yang besar pada mazhab-mazhab Islam, khususnya mazhab
Peripatetik.
Al
Farabi sangat berjasa dalam mengenalkan dan mengembangkan cara berpikir logis
(logika) kepada dunia Islam. Berbagai karangan Aristoteles seperti Categories, Hermeneutics, First, dan
Second Analysis telah diterjemahkan Al Farabi ke dalam bahasa Arab. Al Farabi
telah membicarakan berbagai sistem logika dan cara berpikir deduktif maupun
induktif. Di samping itu beliau dianggap sebagai peletak dasar pertama ilmu
musik dan menyempurnakan ilmu musik yang telah dikembangkan sebelumnya oleh
Phytagoras. Oleh karena jasanya ini, maka Al Farabi diberi gelar Guru Kedua,
sedang gelar Guru Pertama diberikan kepada Aristoteles.Kontribusi lain dari Al
Farabi yang dianggap cukup bernilai adalah usahanya mengklasifikasi ilmu
pengetahuan. Al Farabi telah memberikan defenisi dan batasan setiap ilmu
pengetahuan yang berkembang pada zamannya. Al Farabi mengklasifikasi ilmu ke
dalam tujuh cabang yaitu: logika, percakapan, matematika, fisika, metafisika,
politik, dan ilmu fiqih (hukum).
Ibnu
Sina dikenal di Barat dengan sebutan Avicienna. Selain sebagai seorang filosof,
ia dikenal sebagai seorang dokter dan penyair. Ilmu pengetahuan yang ditulisnya
banyak ditulis dalam bentuk syair. Bukunya yang termasyhur Canon, telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona di Toledo. Buku ini
kemudian menjadi buku teks (text book) dalam ilmu kedokteran yang diajarkan
pada beberapa perguruan tinggi di Eropa, seperti Universitas Louvain dan
Montpelier. Dalam kitab Canon, Ibnu Sina telah menekankan betapa pentingnya
penelitian eksperimental untuk menentukan khasiat suatu obat. Ibnu Sina
menyatakan bahwa daya sembuh suatu jenis obat sangat tergantung pada ketepatan
dosis dan ketepatan waktu pemberian. Pemberian obat hendaknya disesuaikan
dengan kekuatan penyakit.Kitab lainnya berjudul Al Shifa diterjemahkan oleh
Ibnu Daud (di Barat dikenal dengan nama Avendauth Ben Daud) di Toledo. Oleh
karena Al Shifa sangat tebal, maka bagian yang diterjemahkan oleh Ibnu Daud
terbatas pada pendahuluan ilmu logika, fisika, dan De Anima. Ibnu Sina membagi filsafat atas
bagian yang bersifat teoretis dan bagian yang bersifat praktis. Bagian yang
bersifat teoretis meliputi: matematika, fisika, dan metafisika, sedang bagian
yang bersifat praktis meliputi: politik dan etika.Ibnu Sina, mengatakan alam
pada dasarnya adalah potensi (mumkin al wujud) dan tidak mungkin bisa
mengadakan dirinya sendiri tanpa adanya Tuhan. Ibnu Sina mengelompokkan ilmu
dalam tiga macam yakni (1) obyek-obyek yang secara niscaya tidak berkaitan
dengan materi dan gerak (metafisik), (2) obyek-obyek yang senantiasa berkaitan
dengan materi dan gerak (fisika), (3) obyek-obyek yang pada dirinya immateriel
tetapi kadang melakukan kontak dengan materi dan gerak (matematika). Dalam
bidang ilmu farmakologi dan medis dikenal karya Ibnu Sina yakni Al Qanun fi al
Thibb dan Al Hawi oleh Abu Bakr Al Razi, bidang nutrisi dikenal karya Ibn
Bathar yakni Al Jami Li Mufradat Al Adawiyyah wa Al Aghdziyah, di bidang
zoologi dikenal karya Al Jahizh yang berjudul Al Hayawan dan Hayat Al Hayawan
oleh Al Damiri. Di Andalusia terkenal seorang ahli bedah muslim, Ibn Zahrawi
yang telah mencitakan ratusan alat bedah yang sudah sangat maju untuk ukuran
zamannya.
Ibn
Khaldun dalam kitabnya Al Muqaddimah membagi metafisika dalam lima bagian.
Bagian pertama berbicara tentang hakikat
wujud (ontologi). Dari sini muncul dua aliran besar yakni eksistensialis
(tokoh yang terkemuka adalah Ibnu Sina dan Mhulla Shadra) dan esensialis (tokoh
yang terkemuka adalah Syaikh Al Israq, Suhrawardi). Berikutnya Ibn Khaldun
membagi ilmu matematika ke dalam empat subdivisi yakni (1) geometri;
trigonometrik dan kerucut, surveying tanah, dan optik. Sarjana muslim terutama
Ibn Haitsam telah banyak mempengaruhi sarjana barat termasuk Roger Bacon,
Vitello dan Kepler (2)Aritmetika; seni berhitung/hisab, aljabar, aritmatika
bisnis dan faraid (hukum waris), (3) musik, (4) astronomi.
Albiruni,
dikenal dalam bidang ilmu mineral, dikenal karya Al Biruni yang berjudul Al
Jawahir (batu-batu permata), selain itu pada abad ke-11 Al Biruni dikenal
sebagai The master of observation di bidang geologi dan geografi karena Al
Biruni berusaha mengukur keliling bumi melalui metode eksperimen dengan
menggabungkan metode observasi dan teori trigonometri. Akhirnya ia sampai pada
kesimpulan bahwa keliling bumi adalah 24.778,5 mil dengan diameter 7.878 mil.
Tentu saja ini merupakan penemuan luar biasa untuk masa itu, dengan ukuran
modern saja yaitu 24.585 mil (selisih ±
139 mil) dengan diameter 7.902 mil.
Al
Kindi, filosof Arab pertama yang mempelajari filsafat. Ibnu Al Nadhim mendudukkan
Al Kindi sebagai salah satu orang termasyhur dalam filsafat alam (natural
philosophy). Buku-buku Al-Kindi membahas mengenai berbagai cabang ilmu
pengetahuan seperti geometri, aritmatika, astronomi, musik, logika dan
filsafat. Ibnu Abi Usai’bia menganggap Al-Kindi sebagai penerjemah terbaik
kitab-kitab ilmu kedokteran dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Di samping
sebagai penerjemah, Al Kindi menulis juga berbagai makalah. Ibnu Al Nadhim
memperkirakan ada 200 judul makalah yang ditulis Al Kindi dan sebagian di
antaranya tidak dapat dijumpai lagi, karena raib entah kemana. Nama Al Kindi
sangat masyhur di Eropa pada abad pertengahan. Bukunya yang telah disalin ke
dalam bahasa Latin di Eropa berjudul De Aspectibus berisi uraian tentang
geometri dan ilmu optik, mengacu pada pendapat Euclides, Heron, dan Ptolemeus.
Salah satu orang yang sangat kagum pada berbagai tulisannya adalag filosof
kenamaan Roger Bacon.
Ibnu
Rushd yang lahir dan dibesarkan di Cordova, Spanyol, meskipun seorang dokter
dan telah mengarang buku ilmu kedokteran berjudul Colliget, yang dianggap
setara dengan kitab Canon karangan Ibnu Sina, lebih dikenal sebagai seorang
filosof. Ibnu Rushd telah menyusun 3 komentar mengenai Aristoteles, yaitu:
komentar besar, komentar menengah, dan komentar kecil. Ketiga komentar tersebut
dapat dijumpai dalam tiga bahasa: Arab, Latin, dan Yahudi. Dalam komentar
besar, Ibnu Rushd menuliskan setiap kata dalam Stagirite karya Aristoteles
dengan bahasa Arab dan memberikan komentar pada bagian akhir. Dalam komentar
menengah ia masih menyebut-nyebut Aritoteles sebagai Magister Digit, sedang
pada komentar kecil filsafat yang diulas murni pandangan Ibnu Rushd.Pandangan
Ibnu Rushd yang menyatakan bahwa jalan filsafat merupakan jalan terbaik untuk
mencapai kebenaran sejati dibanding jalan yang ditempuh oleh ahli agama, telah
memancing kemarahan pemukapemuka agama, sehingga mereka meminta kepada
khalifah yang memerintah di Spanyol untuk menyatakan Ibnu Rushd sebagai atheis.
Sebenarnya apa yang dikemukakan oleh Ibnu Rushd sudah dikemukakan pula oleh Al
Kindi dalam bukunya Falsafah El Ula (First Philosophy). Al Kindi menyatakan
bahwa kaum fakih tidak dapat menjelaskan kebenaran dengan sempurna, oleh karena
pengetahuan mereka yang tipis dan kurang bernilai (Haeruddin, 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar