Kata filsafat atau falsafat, berasal dari bahasa
Yunani. Kalimat ini berasal dari kata Philosophia yang berarti cinta
pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang, suka, dan
kata sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan. Dengan demikian
filsafat adalah cinta kepada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada
hikmah dan kebijaksanaan. Filsafat dilihat dari fungsinya secara praktis adalah
sebagai sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan berbagai problematika
kehidupan yang dihadapinya, termasuk problematika dalam bidang pendidikan. Oleh
karena itu bila dihubungkan dengan problematika pendidikan secara luas, maka
dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan kerangka acuan bidang filsafat
pendidikan, guna mewujudkan cita-cita pendidikan yang diharapkan suatu
masyarakat atau bangsa.
Idealisme
Secara epistemologi, istilah Idealisme berasal dari
kata idea yang artinya adalah sesuatu yang hadir dalam jiwa (Plato), jadi
pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal
yang materi dan fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis,
roh, pikiran, diri, pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan materi.
Idealisme merupakan salah satu aliran filsafat
tradisional yang paling tua. Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu
filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang
semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita)
dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa
dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang
serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau
tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak
dikategorikan idea.
Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah,
tetapi gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam
pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia idea, sebab posisinya tidak
menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat murni dan asli.
Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa
dijangkau oleh material. Pada kenyataannya, idea digambarkan dengan dunia yang
tidak berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang
dikatakan dunia idea.
Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia
menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan
materi bagi kehidupan manusia. Roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat
yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh
atau sukma. Sedangkan, pokok utama yang diajukan oleh idealisme adalah jiwa
mempunyai kedudukan yang utama dalam alam semesta. Sebenarnya, idealisme tidak
mengingkari materi. Namun, materi adalah suatu gagasan yang tidak jelas dan
bukan hakikat.
Tokoh Filsafat Idealisme Plato
Plato merupakan salah satu tokoh aliran idealisme.
Plato adalah filsuf pertama yang mengembangkan prinsip-prinsip filsafat
idealisme. Secara historis, idealisme diformulasikan dengan jelas pada abad IV
sebelum masehi oleh Plato (427-347 SM) di Athena. Selama Plato hidup, Athena
adalah kota yang berada dalam kondisi transisi (peralihan). Peperangan bangsa
Persia telah mendorong Athena memasuki era baru. Seiring dengan adanya
peperangan-peperangan tersebut, perdagangan dan perniagaan tumbuh subur dan
orang-orang asing tinggal diberbagai penginapan Athena dalam jumlah besar untuk
meraih keuntungan mendapatkan kekayaan yang melimpah. Dengan adanya hal itu,
muncul berbagai gagasan-gagasan baru ke dalam lini budaya bangsa Athena.
Gagasan-gagasan baru tersebut dapat mengarahkan warga Athena untuk mengkritisi
pengetahuan & nilai-nilai tradisional. Saat itu pula muncul kelompok baru
dari kalangan pengajar (para Shopis). Ajarannya memfokuskan pada
individualisme, karena mereka berupaya menyiapkan warga untuk menghadapi
peluang baru terbentuknya masyarakat niaga. Penekanannya terletak pada
individualisme, hal itu disebabkan karena adanya pergeseran dari budaya komunal
masa lalu menuju relativisme dalam bidang kepercayaan dan nilai.
Aliran filsafat Plato dapat dilihat sebagai suatu
reaksi terhadap kondisi perubahan terus-menerus yang telah meruntuhkan budaya
Athena lama. Ia merumuskan kebenaran sebagai sesuatu yang sempurna dan abadi
(eternal). Dan sudah terbukti, bahwa dunia eksistensi keseharian senantiasa
mengalami perubahan. Dengan demikian, kebenaran tidak bisa ditemukan dalam
dunia materi yang tidak sempurna dan berubah. Plato percaya bahwa disana terdapat
kebenaran yang universal dan dapat disetujui oleh semua orang. Contohnya dapat
ditemukan pada matematika, bahwa 5 + 7 = 12 adalah selalu benar (merupakan
kebenaran apriori), contoh tersebut sekarang benar, dan bahkan di waktu yang
akan datang pasti akan tetap benar.
Idealisme dengan penekanannya pada kebenaran yang
tidak berubah, berpengaruh pada pemikiran kefilsafatan. Selain itu, idealisme
ditumbuh kembangkan dalam dunia pemikiran modern. Tokoh-tokohnya antara lain:
Immanuel Kant (1724-1804),
Tidak ada komentar:
Posting Komentar