Zaman
Helenistis-Romawi, zaman ini setelah Aristoteles. Masa ini terhitung sejak
pemerintahan Alexander the Great (356-326 SM) yang dikenal zaman Filsafat
Yunani yang merupakan warisan Yunani telah tersebar, orang-orang Romawi, ahli
pikir dari Mesir, Syiria, dan ahli pikir yang berada disekitar Laut Tengah
berhasil mengembangkan Filsafat Yunani. Masa ini diawali abad IV SM-pertengahan
abad VI M di Romawi Barat yang berpusat di Roma. Di Byzantium (Romawi
Timur)-pertengahan abad VII M yang berpusat di Alexandria (Iskandariah)-abad
VIII di Syiria dan Irak, juga pada sekolah yang ada di Edessa, Nisibis, dan
Antioch. Dapat dikatakan bahwa masa ini sampai munculnya Filsafat Islam di
Baghdad. Pada abad ke VII M Alexander Yang Agung banyak melakukan ekspansi ke
berbagai penjuru, diantaranya adalah Mesir, Syria, Mesopotamia, dan Persia.
Sejak itulah mulai terjadi hubungan Islam dengan Filsafat Yunani. Alexander the
Great dalam menaklukan wilayah, tidak hanya ingin sekedar menguasai, tetapi ia
juga ingin menyatukan kebudayaan, ia bercita-cita untuk mempersatukan semua
bangsa di dalam satu kerajaan besar. Sehingga, ia pun membangun pusat-pusat
pengajaran kebudayaan Yunani.
Pusat pengkajian kebudayaan dibagi
menjadi dua, yaitu di Barat (Athena dan Roma) dan Timur (Mesir, Antioch di
Suriah, Judisyapur di Mesopotamia, dan Bactra di Persia). Baik bagian Barat dan
Timur letaknya cukup strategis sehingga dipilih menjadi pusat pengkajian
kebudayaan dan berbagai ilmu pengetahuan. Adanya pusat pengajaran ini banyak
melahirkan para cendekiawan.
Kota Iskandariah
di Mesir memiliki perpustakaan yang didalamnya terdapat banyak karya dari para
cendekiawan Yunani yang merupakan generasi pertama yang membahas berbagai bidang
ilmu pengetahuan. Adapun ilmu pengetahuan yang dikaji seperti filsafat,
teologi, sains, bahkan matematika.
Kemudian, setelah
abad VII M, tepatnya di kota Iskandariah muncul ahli pikir generasi kedua yang
mengkaji berbagai buku yang merupakan peninggalan dari generasi pertama. Ahli
pikir generasi kedua ini adalah orang-orang Arab yang mulai melakukan
penerjemahan. Pada waktu itu, Iskandariah bukan hanya menjadi tempat pusat ilmu
pengetahuan saja, tetapi juga merupakan tempat bertemunya berbagai kebudayaan.
Kemasyuran Iskandariah terdengar sampai arah Timur dan berbagai wilayah lain,
bahkan kaum Nasrani Suryan tertarik dan melakukan penerjemahan ke dalam bahasa
Suryani.
Jadi, masuknya
Filsafat Yunani dapat dikatakan masuk bersamaan dengan misi ekspansi yang
dilakukan Alexander the Great yang berhasil menaklukan wilayah yang kemudian
dijumpai oleh ahli pikir Islam, sehingga para pemikir Islam menerima pengajaran
baru berupa kajian kebudayaan Yunani dan ilmu pengetahuan yang diciptakan oleh
Alexander the Great.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar