Sabtu, 24 Desember 2016

Hakikat Idealisme Terhadap Pendidikan

Idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kebergantungannya pada  jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil dari kata “idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.Kata idealisme dalam filsafat mempunyai arti yang sangat berbeda dari arti yang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari. Kata idealis itu dapat mengandung beberapa pengertian, antara lain: Seorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya. Orang yang  dapat  melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum ada.
Arti falsafi dari kata idealisme ditentukan lebih banyak oleh arti dari kata ide dari pada kata ideal. W.E. Hocking, seorang  idealis mengatakan bahwa kata idea-ism lebih tepat digunakan daripada idealism. Secara ringkas idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan. Idealisme menekankan mind sebagai hal yang lebih dahulu (primer) daripada materi.
Jadi idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami kaitannya dengan jiwa dan ruh. Oleh karena itu, tokoh-tokoh teisme yang mengajarkan bahwa materi begantung pada spirit tidak disebut idealis karena mereka tidak menggunakan argumen epistimologi yang digunakan oleh idealisme.
Idealisme juga didefinisikan sebagai suatu ajaran, faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas ruh-ruh (sukma) atau jiwa, ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan itu. Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah manusia. Mula-mula dalam filsafat barat barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari plato, yang menyatakan bahwa alam idea menyatakan kebenaran yang sebenarnya.
            Dengan demikian kesemuanya tercakup dalam pengertian, bahwa idealisme adalah suatu fikiran metafisika yang mengatakan bahwa pikiran atau roh mempunyai wujud (bentuk) sendiri yang terlepas dari alam semesta dan pikiran atau ide yang menjadi sumbernya.
            Tokoh-tokoh aliran ini adalah: Plato (477-347), B.Spinoza (1632-1677), Liebniz (1685-1753), Berkeley (1685-1753), Imannuel Kant (1724-1881), J. Fitchte (1762-1814), F. Schelling (1755-1854), dan G, Hegel (1770-1831).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar