Sering kali kita
mendengar kalimat idealisme tanpa mengetahui apa arti makna di dalamnya dan
tidak mengetahui betapa dibutuhkannya idealisme seseorang dalam kehidupan
sehari-hari. Idealisme yang berasal dari kata ”ideal” dan ”isme” mengandung
makna sebagai aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita
sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami. Ideliasme
sendiri menurut saya, dapat berupa suatu patokan atau aturan dalam kehidupan
seseorang yang akhirnya akan mendapatkan nilai kesempurnaan, atau pun sebagai
pandangan dalam menjalani kehidupannya dimana ada nilai benar dan salah. Jadi,
bisa dikatakan fungsi dari idealisme itu sendiri adalah membuat aturan dalam
memandang kehidupan di dalam diri masing-masing sehingga tidak terjebak ke
dalam ruang lingkup yang tidak sesuai dengan aturan atau pandangan hidupnya.
Tanpa sebuah keidealismean dari seseorang dapat memicu banyaknya
ketidaksesuaian dalam bermasyarakat, sehingga akan menimbulkan banyak tindakan
kriminal atau pun yang melanggar norma kesusilaan. Sebagai contoh terjadinya
korupsi di Indonesia, disebabkan ketidak adanya pola pikir yang idealistis
dengan lingkungan kerjanya. Dimana akan dihalalkannya semua tindakan yang berhubungan
dengan karir atau pun pekerjaannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sehingga akan menyebabkan banyaknya tindakan pelanggaran yang merugikan
individu lain.
Awal mula tidak adanya pikiran idealis tersebut ketika masih duduk di bangku sekolah
dasar, dimana setiap tindakan kecurangan tidak dicegah atau pun ditegor dengan
tindakan lebih lanjut sehingga akan menyebabkan siswi atau siswa merasa jera.
Salah satunya adalah mencontek, kegiatan ini sudah sangat umum di lingkungan
sekolah. Beranggapan itu adalah hal yang biasa, bukan merupakan hal yang luar
biasa maka akan selalu digalangkan sistem mencontek hingga akhirnya mereka
terjun ke dalam ruang lingkup kerja. Berasal dari hal yang kecil hingga
akhirnya meluas menjadi hal yang besar yakni, korupsi.
Bukan hanya itu, polisi-polisi nakal yang bertugas mengatur lalu lintas tetapi
malah memalak angkutan umum juga termasuk kelompok yang tidak memiliki
pemikiran idealis. Seandainya mereka memiliki sifat idealis, maka mereka akan
berada di dalam aturan yang berlaku bukan merugikan orang lain dengan memalak
setiap angkutan umum tanpa melihat baik buruknya dari tindakannya tanpa
menyadari bahwa dirinya adalah seorang aparat yang berwajib bahkan disegani
masyarakat.
Tetapi, ketika seorang individu memiliki pemikiran yang idealis akan kehidupan
pribadinya dan terjun dalam ruang lingkup sosial, maka hal itu akan dianggap
aneh. Yah.. karena miskinnya sifat idealis masyarakat sehingga mereka pun
mengganggap hal yang seharusnya dijalankan menjadi aneh. Contohnya, tidak jauh
dari ruang lingkup sekolah yang menjadi tempat belajar untuk masa depan semua
masyarakat. Seorang siswa yang mencontek akan mendapatkan nilai yang jelas
lebih besar daripada siswa yang tidak mencontek, maka guru dan siswa lainnya
akan memuji nilai yang dihasilkan siswa yang mencontek sedangkan siswa yang
memiliki nilai jelek jauh lebih diremehkan bahkan diacuhkan lantaran nilainya
di bawah rata-rata. Mereka tidak melihat bagaimana proses siswa mendapatkan
nilai, tetapi mereka hanya melihat hasil nilai dari siswa tersebut. Sehingga
semua siswa bergotong royong menggalangkan sistem kerja sama yang seharusnya
tidak dilakukan ketika proses ujian berlangsung yang mengakibatkan tidak
tertanamnya benih sifat idealisme dari siswa sekolah dasar tersebut, padahal
masa yang paling baik untuk memupuk sifat idealisme itu adalah ketika duduk di
bangku sekolah dasar. Beberapa detik, menit maupun jam yang kita lakukan, maka
beberapa detik, menit bahkan jam pula itulah diri kita di masa depan.
Apabila setiap
individu memiliki sifat idealisme yang tinggi, maka kesimpangan-kesimpangan
seperti itu dapat dihindari dengan menurunnya jumlah kriminalisasi di dalam
negeri ini. Karena pada dasarnya negeri ini hanya miskin dengan sifat idealisme
dalam diri seseorang, sehingga terjadi ketidak teraturan dalam kehidupannya.
Salah satu cara untuk memupuk sifat idealisme seseorang dapat dari bimbingan
orang tua atau keluarga, dan yang paling penting adalah bimbingan di lingkungan
sekolah. Karena sebagian besar waktu yang digunakan ketika masa kecil adalah
ketika mereka di dalam lingkungan sekolah, peran guru sangat dibutuhkan dalam
kegiatan ini. Setidaknya jangan biasakan siswa atau para pelajar mencontek
karena pada mulanya tidak tertanamnya sifat idealisme tersebut dari kegiatan
mencontek yang dominan mengandalkan kecurangan daripada kejujuran dan jerih
payah diri sendiri. Sedangkan dalam ruang lingkup keluarga, dibiasakan dalam
mendisiplinkan anak dari hal yang kecil hingga hal yang besar yang akhirnya
akan membuat anak tersebut menjadi biasa dengan kedisiplinannya sehingga
memiliki nilai-nilai benar dan salah dalam setiap kegiatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar