Dalam
asas modern – sejak abad ke-16 Francis Bacon, John Locke, Rousseau, Kant dan
Hegel dapat dapat disebut sebagai penyumbang-penyumbang dalam proses terjadinya
aliran pragmatisme-Progressivisme. Dalam abad ke-19 dan ke-20 ini tokoh-tokoh
pragmatisme terutama terdapat di Amerika Serikat. Thomas Paine dan Thomas
Jefferson memberikan sumbangan pada pragmatisme karena kepercayaan mereka akan
demokrasi dan penolakan terhadap sikap dogmatis, terutama dalam agama.
Adapun Keyakinan-keyakinan
Progressivisme tentang pendidikan yaitu:
John
Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisasi (Suwarno, 1992:
62-63). Maksudnya sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat mengambil
kejadian-kejadian dari pengalaman lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, dinding
pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab belajar yang baik
tidak cukup di sekolah saja. Dengan demikian, sekolah yang ideal adalah sekolah
yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar. Karena sekolah
adalah bagian dari masyarakat. Dan untuk itu, sekolah harus dapat mengupyakan
pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar atau daerah
di mana sekolah itu berada. Untuk dapat melestarikan usaha ini, sekolah harus
menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada anak didik
tentang apa yang menjadi karakteristik atau kekhususan daerah itu. Untuk
itulah, fisafat progesivisme menghendaki sis pendidikan dengan bentuk belajar
“sekolah sambil berbuat” atau learning by doing (Zuhairini, 1991: 24).
Dengan
kata lain akal dan kecerdasan anak didik harus dikembangkan dengan baik. Perlu
diketahui pula bahwa sekolah tidak hanya berfungsi sebagai pemindahan
pengetahuan (transfer of knowledge), melainkan juga berfungsi sebagai
pemindahan nilai-nilai (transfer of value), sehingga anak menjadi terampildan
berintelektual baik secara fisik maupun psikis. Untuk itulh sekat antara
sekolah dengan masyarakat harus dihilangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar