Pada
dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi landasan filosofi untuk memahami
berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai membekalkan kemampuan
untuk membangun teori ilmiah. Secara subtantif fungsi pengembangan tersebut
memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu masing-masing agar dapat menampilkan
teori subtantif. Selanjutnya secara teknis dihadapkan dengan bentuk metodologi,
pengembangan ilmu dapat mengoprasionalkan pengembangan konsep tesis, dan teori
ilmiah dari disiplin ilmu masing-masing.
Kajian
yang dibahas dalam filsafat ilmu adalah meliputi hakekat (esensi) pengetahuan,
artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap masalah-masalah mendasar
ilmu pengetahuan seperti ontologi ilmu, epistimologi ilmu dan aksiologi ilmu.
Dari ketiga landasan tersebut jika dikaitkan dengan reformasi ilmu pengetahuan
berlandaskan nilai ke-Islaman maka letak filsafat ilmu terletak pada ontologi
dan epistimologinya. Ontologi titik tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan
yang didasarkan atas sikap dan pendirian filosofis yang dimiliki seorang
ilmuwan. Dengan demikian landasan ontologi ilmu pengetahuan sangat tergantung
pada cara pandang ilmuwan terhadap realitas. Manakala realitas yang dimaksud adalah
materi, maka lebih terarah pada ilm-ilmu empiris. Manakala realitas yang
dimaksud adalah spirit atau roh, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu humanoria.
Adapun epistimologi titik tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan yang
berdasarkan atas cara dan prosedur dalam memperoleh kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar