Senin, 12 Desember 2016

Tokoh filsafat yunani yang ilmu pengetahuannya masih digunakan hingga kini


Berikut adalah beberapa filsuf Muslim dengan pemikirannya:

Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq al-Kindi, ia dikenal sebagai orang yang pandai bahasa Yunani dan turut melakukan penerjemahan pada masanya. Ia banyak membuat sinopsis dari karangan Aristoteles. Al-kindi menganut aliran Mu’tazilah.ia ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan, yaitu matematika, geometri, astronomi, dan lain-lain. Adapun pemikirannya mengenai falsafat, menurutnya tidak ada pertentangan antara falsafat dan agama. Hal ini dikarenakan falsafat itu berbicara mengenai hakikat atau kebenaran, sedangkan agama merupakan cabang dari falsafat. Ia juga membicarakan soal jiwa dan akal, bahwa manusia memiliki tiga daya, yaitu: daya nafsu pusatnya di perut, daya berani pusatnya di dada, dan daya berpikir pusatnya di kepala. Pemikirannya sendiri mendapat pengaruh dari Aristoteles, Plato, dan Neo-Platonisme.
Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzlagh al-Farabi, ia banyak menulis karya dalam berbagai bidang, seperti logika, ilmu politik, etika, dan lain-lain. Ia memiliki keyakinan bahwa filsafat Aristoteles dan Plato yang dapat disatukan, kemudian ia tuangkan dalam bentuk karyanya yang berjudul “Tentang Persamaan antara Plato dan Aristoteles”. Filsafatnya yang terkenal adalah falsafah emanasi. Ia juga membahas mengenai jiwa dan akal manusia.
Abu ‘Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina, ia banyak meninggalkan banyak tulisan yang kemudian disempurnakan muridnya, yaitu Abu ‘Ubaid al-Juzjani. Ibn Sina semenjak kecil banyak mempelajari berbagai ilmu, seperti bahasa Arab, geometri, fisika, dan lain-lain. Dalam falsafah ia juga memiliki paham emanasi dan akal baginya adalah melekat. Ia mempunyai filsafat tentang jiwa dan akal yang lebih jelas dan sempurna dari filsafat al-Farabi.
Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad Ibn Muhammad al-Ghazali. Menurut al-Ghazali, tingkat ma’rifat yang terdapat dalam tasawuf ialah jalan yang membawa kepada pengetahuan yang kebenarannya dapat diyakini. Pemikirannya lebih bersifat sufi. Ia mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai melalui jalan sufi ia kritik, agar dapat sampai pada kebenaran, orang harus menempuh jalan falsafat.

Abu al-Walid Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn Rusyd, ia memiliki keahlian dalam bidang kedokteran, filsuf, dan ahli hukum. Ia memiliki perhatian terhadap filsafat Aristoteles bahkan ia banyak melakukan penafsiran terhadap filsafat Aristoteles. Menurutnya tugas falsafat ialah tidak lain dari berfikir tentang wujud untuk mengetahui pencipta semua yang ada ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar