Berikut adalah
beberapa filsuf Muslim dengan pemikirannya:
Abu
Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq al-Kindi, ia dikenal sebagai orang yang pandai bahasa
Yunani dan turut melakukan penerjemahan pada masanya. Ia banyak membuat
sinopsis dari karangan Aristoteles. Al-kindi menganut aliran Mu’tazilah.ia ahli
dalam berbagai ilmu pengetahuan, yaitu matematika, geometri, astronomi, dan
lain-lain. Adapun pemikirannya mengenai falsafat, menurutnya tidak ada
pertentangan antara falsafat dan agama. Hal ini dikarenakan falsafat itu
berbicara mengenai hakikat atau kebenaran, sedangkan agama merupakan cabang
dari falsafat. Ia juga membicarakan soal jiwa dan akal, bahwa manusia memiliki
tiga daya, yaitu: daya nafsu pusatnya di perut, daya berani pusatnya di dada,
dan daya berpikir pusatnya di kepala. Pemikirannya sendiri mendapat pengaruh
dari Aristoteles, Plato, dan Neo-Platonisme.
Abu
Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzlagh al-Farabi, ia banyak menulis
karya dalam berbagai bidang, seperti logika, ilmu politik, etika, dan
lain-lain. Ia memiliki keyakinan bahwa filsafat Aristoteles dan Plato yang
dapat disatukan, kemudian ia tuangkan dalam bentuk karyanya yang berjudul
“Tentang Persamaan antara Plato dan Aristoteles”. Filsafatnya yang terkenal
adalah falsafah emanasi. Ia juga membahas mengenai jiwa dan akal manusia.
Abu
‘Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina, ia banyak meninggalkan banyak tulisan yang
kemudian disempurnakan muridnya, yaitu Abu ‘Ubaid al-Juzjani. Ibn Sina semenjak
kecil banyak mempelajari berbagai ilmu, seperti bahasa Arab, geometri, fisika,
dan lain-lain. Dalam falsafah ia juga memiliki paham emanasi dan akal baginya
adalah melekat. Ia mempunyai filsafat tentang jiwa dan akal yang lebih jelas
dan sempurna dari filsafat al-Farabi.
Abu
Hamid Muhammad Ibn Muhammad Ibn Muhammad al-Ghazali. Menurut al-Ghazali,
tingkat ma’rifat yang terdapat dalam tasawuf ialah jalan yang membawa kepada
pengetahuan yang kebenarannya dapat diyakini. Pemikirannya lebih bersifat sufi.
Ia mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai melalui jalan sufi ia kritik, agar
dapat sampai pada kebenaran, orang harus menempuh jalan falsafat.
Abu
al-Walid Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn Rusyd, ia memiliki keahlian dalam bidang
kedokteran, filsuf, dan ahli hukum. Ia memiliki perhatian terhadap filsafat
Aristoteles bahkan ia banyak melakukan penafsiran terhadap filsafat
Aristoteles. Menurutnya tugas falsafat ialah tidak lain dari berfikir tentang
wujud untuk mengetahui pencipta semua yang ada ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar