Materialisme adalah kepercayaan bahwa
yang ada hanyalah materi dalam gerak. Juga dikatakan kepercayaan bahwa pikiran
memang ada, tetapi adanya pikiran disebabkan perubahan-perubahan materi.
Materialisme juga berarti bahwa materi dan alam semesta tidak memiliki
karakteristik pikiran, seperti tujuan, kesadaran, niat, tujuan, makna, arah,
kecerdasan, kemauan atau upaya. Jadi, materialisme tidak mengakui adanya
entitas nonmaterial, seperti roh, hantu, malaikat. Materialisme juga tidak mempercayai
adanya Tuhan atau alam supranatural. Oleh sebab itu, penganut aturan ini
menganggap bahwa satu-satunya realitas yang ada hanyalah materi. Segala
perubahan yang tercipta pada dasarnya berkausa material. Pada ekselasi material
menjadi suatu keniscayaan pada being of phenomena. Pada akhirnya dinyatakan
bahwa materi dan segala perubahannya bersifat abadi.
Materialisme adalah asal atau hakikat
dari segala sesuatu, dimana asal atau hakikat dari segala sesuatu ialah materi.
Karena itu materialisme mempersoalkan metafisika, namun metafisikanya adalah
metafisika materialisme.Materialisme merupakan istilah dalam filsafat ontology
yang menekankan keunggulan faktor-faktor material atas spiritual dalam
metafisika, teori nilai, fisiologi, efistemologi, atau penjelasan historis.
Maksudnya, suatu keyakinan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu selain materi
yang sedang bergerak. Pada sisi ekstrem yang lain, materialisme adalah sebuah
pernyataan yang menyatakan bahwa pikiran ( roh, kesadaran, dan jiwa ) hanyalah
materi yang sedang bergerak.Materi merupakan hakikat yang nyata. Rohani,
spritual atau supranatural bukalah sesuatu yang nyata adanya. Yang ada hanyalah
materi, tak ada alam rohani atau alam spiritual. Kepercayaan pada Tuhan
merupakan proyeksi kegagalan dan ketidakpuasan manusia mencapai apa yang
diinginkan dalam hidup dan kehidupannya. Tuhan hanyalah hasil hayalan manusia,
Tuhan dicipta manusia. Oleh karenanya tidak ada gunanya berusaha mencapai
pengetahuan yang mutlak karena yang mutlak pada hakikatnya tidak ada.
Pendidikan merupakan proses kondisionisasi lingkungan (Sadullah, 2007:116).
Pendidik memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses atau jalannya
roda pendidikan. Sermentara peserta didik tidak punya kebebasan dalam proses
pembelajaran; yang dilaksanakan dengan metode kondisionisasi. Kiranya dapat
dipahami bahwa perubahan perilaku menjadi titik perhatian paham
materialisme.Materi dan alam semesta sama sekali tidak memiliki
karakteristik-karakteristik pikiran dan tidak ada entitas-entitas nonmaterial.
Realitas satu-satunya adalah materi. Setiap perubahan bersebab materi atau
natura dan dunia filsafat,adaun tokoh tokohnya antara lain:
Karl Marx (1818-1883): Marx lahir di
Trier Jerman pada tahun 1818.ayahnya merupakan seorang Yahudi dan pengacara yang
cukup berada, dan ia masuk Protestan ketika Marx berusia enam tahun. Setelah
dewasa Marx melanjutkan studinya ke universitas di Bonn, kemudian Berlin. Ia
memperoleh gelar doktor dengan desertasinya tentang filsafat Epicurus dan
Demoktirus. Kemudian, ia pun menjadi pengikut Hegelian sayap kiri dan pengikut
Feurbach. Dalam usia dua puluh empat tahun, Marx menjadi redaktur Koran
Rheinich Zeitung yang dibrendel pemerintahannya karena dianggap
revolusioner.Dasar filsafat Marx adalah bahwa setiap zaman, system produksi
merupakan hal yang fundamental. Yang menjadi persoalan bukan cita-xita politik
atau teologi yang berlebihan, melainkan suatu system produksi. Sejarah
merupakan suatu perjuangan kelas, perjuangan kelas yang tertindas melawan kelas
yang berkuasa. Pada waktu itu Eropa disebut kelas borjuis. Pada puncaknya dari
sejarah ialah suatu masyarakat yang tidak berkelas, yang menurut Marx adalah
masyarakat komunis.Thomas Hobbes (1588-1679 M): Menurut Thomas Hobbes
materialisme menyangkal adanya jiwa atau roh karena keduanya hanyalah pancaran
dari materi. Dapat dikatakan juga bahwa materialisme menyangkal adanya ruang
mutlak lepas dari barang-barang material.Hornby (1974): Menurut Hornby
materialisme adalah theory, belief, that only material thing exist (teori atau
kepercayaan bahwa yang ada hanyalah benda-benda material saja).
Sebagian ahli lain mengatakan bahwa
materialisme adalah kepercayaan bahwa yang ada hanyalah materi dalam gerak.
Juga dikatakan kepercayaan bahwa pikiran memang ada, tetapi adanya pikiran
disebabkan perubahan-perubahan materi. Materialisme juga berarti bahwa materi
dan alam semesta tidak memiliki karakteristik pikiran, seperti tujuan,
kesadaran, niat, tujuan, makna, arah, kecerdasan, kemauan atau upaya. Jadi,
materialisme tidak mengakui adanya entitas nonmaterial, seperti roh, hantu,
malaikat. Materialisme juga tidak mempercayai adanya Tuhan atau alam
supranatural. Oleh sebab itu, penganut aturan ini menganggap bahwa satu-satunya
realitas yang ada hanyalah materi. Segala perubahan yang tercipta pada dasarnya
berkausa material. Pada ekselasi material menjadi suatu keniscayaan pada being
of phenomena. Pada akhirnya dinyatakan bahwa materi dan segala perubahannya
bersifat abadi.Van Der Welj (2000): Van Der Welj mengatakan bahwa materialisme
dengan menyatakan bahwa materialisme ini terdiri atas suatu aglomerasi atom-atom yang dikuasai aleh
hukum-hukum fisika-kimiawi. Bahkan, terbentuknya manusia sangat dimungkinkan
berasal dari himpunan atom-atom tertinggi. Apa yang dikatakan kesadaran, jiwa,
atau roh sebenarnya hanya setumpuk fungsi kegiatan dari otakyang bersifat
sangat organik-materialistis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar