Sabtu, 10 Desember 2016

Filsafat pendidikan rekonstruksionisme



Sebagaimana yang dinyatakan oleh Caroline Pratt (1948), seorang rekonstruksionis social yang berpengaruh periode itu: “ Nilai terbesar suatu sekolah harus menghasilkan manusia-manusia yang dapat berpikir secara efektif dan bekerja secara konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang lebih baik dibandingkan dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya ”. Rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresifisme dalam pendidikan. Tidak cukup kalau individu belajar hanya dari pengalaman-pengalaman di kemasyaratan di sekolah. Tujuan pendidikan nya adalah untuk menumbuhkan kesadaran peserta didik akan masalah-masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi manusia bukan hanya nasional, regional akan tetapi juga secara global. Kurikulum merupakan subjek matter yang berisikan masalah-masalah sosial, ekonomi, politik yang beranekaragam, yang dihadapi umat manusia, termasuk masalah-masalah sosial dan pribadi terdidik itu sendiri. Mengenai perana guru, paham rekonstruksionalisme sama dengan progresivisme. Guru harus menyadarkan si pendidik terhadap masalah- masalah yang dihadapi manusia, membantuk terdidik mengidentifikasi masalah-masalah untuk dipecahkannya, sehingga terdidik memiliki kemampuan memecahkan tersebut. Sekolah merupakan agen utama untuk perubahan sosial, politik, dan ekonomi di masyarakat. Tugas sekolah adalah mengembangkan “ rekayasa sosial”, dengan tujuan mengubah secara radikal wajah masyarakat dewasa ini dan masyarakat yang akan datang.
Brameld ( Sadulloh, 2003 ), mengemukakan teori pendidikan Rekonstruksionisme terdiri dari lima tesis, yakni :
a.       Pendidikan berlangsung saat ini untuk menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai-ilai dasar budaya masa kini, selaras dengan yang mendasarikekuatan-kekuatan ekonomi dan sosial masyarakat modern.
b.      Demokrasi sejati merupakan dasar dari kehidupan masyarakat baru. Lembaga utama di masyarakat ditentukan dan dikontrol oleh masyarakat itu sendiri. Segala harapan dan kepentingan/kebutuhan masyarakat menjadi tanggung jawab masyarakat melalui wakil-wakil yang dipilih.
c.       Anak sekolah dan pendidikan diatur oleh kekuatan budaya dan sosial. Rekonstruksionisme memandang khidupan beradab adalah hidup berkelompok, sehingga sekolah harus berlangsung dalam kelompok yan berati bahwa kelompok memegang peran yang sangat penting disekolah. Sekolah adalah realisasi dari sosial ( social self realization ); melalui sekolah akan ikembangkan bukan hanya sifat sosialnya akan tetapi kemampuan untuk melibatkan diri dalam perencanaan sosial.
d.      Guru memegang peranan penting dalam pendidikan di sekolah akan tetapi dalam pelaksaanaan tugasnya harus selalu memperhatikan prosedur yang demokratis.
e.       Tujuan pendidikan adalah untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan krisis budaya, dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yaitu nilai-nilai universal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar