Manusia
adalah makhluk ciptaan Allah yang telah mencapai derajat sempurna dibandingkan
dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, termasuk diantaranya malaikat, jin,
binatang dan lain-lain. Diantara kesempurnaan itu terlihat dari ciri-ciri
manusia yang memiliki jasmani (fisik) yang terdiri dari kapur, air dan tanah
yang bagus, ruh yang berfungsi untuk menggerakkan jasmani dan jiwa yang
didalamnya ada rasa dan perasaan. Filsafat adalah induk semua ilmu yang ada
dalam semesta ini, manusia berfilsafat guna mencari kebenaran dari sebuah ilmu,
manusia berfilsafat untuk melatih otak yang diberikan oleh Allah untuk
berfikir, berfikir apabila memakai sifat Natiqoh maka akan tercipta sebuah
penemuan yang bermanfaat dari cabang filsafat ilmu, jika otak dipakai dengan
menggunakan Syahwat dan Ghodob maka akan menghasilkan filsafat ilmu yang lebih
banyak mudharat dari manfaatnya, seperti contoh, ditemukannya semacam virus H2C
dalam ilmu kesehatan, yang kemudian disebar keseluruh dunia dan dikenal dengan
nama penyakit HIV.
Begitulah
hubungan antara manusia dan filsafat yang saling mengisi, manusia mempelajari
ilmu yang kemudian disebut berfilsafat, filsafat memberikan titik temu antara
kebutuhan manusia dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam menguak sebuah
kebenaran dari cabang ilmu. Selagi manusia masih berfikir positif maka akan
terus tercipta pembaharuan-pembaharuan dari ilmu pengetahuan yang bermanfaat
bagi manusia berikutnya dan akan lahir peradaban-peradaban baru dalam dunia
ini. Namun apabila manusia sudah berhenti berfikir atau berfikir negatif maka
peradaban yang sudah ada akan hancur dan terciptalah penemuan-penemuan yang
menyesatkan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang digeluti oleh filsuf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar