Filsafat
Pendidikan Idealisme = >
Inti dari ajaran filsafat pendidikan idealisme
adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi
dibandingkan dengan materi kehidupan manusia, roh itu pada dasarnya dianggap
suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut dengan
penjelmaan dari roh atau sukma. Menurut paham idealisme guru harus membimbing
atau mendiskusikan dengan pesrta didik bukan prinsip-prinsip ekternal,
malainkan sebagai kemungkinan-kemungkinan yang perlu dikembangkan, serta juga
harus diwujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik. Pendidikan bukan
menjejalkan pengetahuan dari luar kedalam diri seseorang, melainkan memberikan
kesempatan untuk membangun atau mengkonstruksikan pengalaman dalam diri
seseorang.
Filsafat
Pendidikan Realisme = >
Realisme dalam berbagai bentuk
menurut ahli menarik garis pemisah yang tajam antara yang mengetahui dan yang
diketahui, dan pada umumnya cenderung ke arah dualisme atau monisme materialistik.
Seorang pengikut materialisme mengatakan bahwa jiwa dan materi sepenuhnya sama.
Jika demikian halnya, sudah tentu dapat juga sama-sama dikatakan jiwa adalah
materi seperti mengatakan materi adalah niwa. Tetapi apakah orang berusaha
melacak roh samapai kepada materi ataukah materi sampai kepada roh? Sistem
pendidikan realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-hal
yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri, dan yang hakekatnya
tidak terpengaruh oleh seseorang.hubungan fisik yang berbeda.
Filsafat
Pendidikan Materialisme = >
Karakteristik umum pendidikan
yang menganut filsafat materialime pendidikan adalah semua sains seperti
biologi, kimia, psikologi, fisika, sosiologi, ekonomi, dan yang lainnya
ditinjau dari dasar fenomena materi yang berhubungan secara kasual (sebab
akibat), apa yang dikatakan jiwa dan segala kegiatannya adalah merupakan suatu
gerakan yang kompleks dari otak, sistem urat saraf, atau oragan-organ tubuh
lainnya, apa yang disebut dengan nilai dan cita-cita, makna dan tujuan hidup,
keindahan dan kesenangan serta kebebasan, hanyalah sekedar nama nama atau
semboyan, simbol subyektif manusia untuk situasi atau hubungan fisik yang
berbeda. Jadi semua fenomena sosial maupum alam fenomena psikologi adalah merupakan
bentuk-bentuk tersembunyi dari realitas fisik. Hubungan-hubungannya dapat
berubah secara kasual.
Filsafat
Pendidikan Pragmatisme = >
Pendidikan dalam paham ini bukan
merupakan suatu proses pembentukandari luar, dan juga bukanmerupakan suatu
pemerkahan kekuatan-kekuatan laten dengna sendirinya, melainkan merupakan suatu
proses reorganisasi dan rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu,
yangberarti bahwa setiap manusia belajar dari pengalaman.
Filsafat
Pendidikan Eksistensialisme = >
Filsafat ini memfokuskan pada
pengalaan-pengalaman individu. Eksistensi adalah cara manusia hidup.
Pendidikan, proses pembelajaran, harus berlangsung sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik, tidak ada pemaksaan penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan, melainkan ditawarkan. Tuntunlah peserta didik agar dapat
menemukan dirinya dan kesadaan akan dunianya. Guru endaknya memberian kebebasan
kepada peserta didik untuk memilih dan memberi mereka pengalaman-pengalaman
yang akan membantu menemukan makna dari kehidupan mereka.
Filsafat
Pendidikan Progresivisme = >
Menurut penganut aliran ini bahwa
kehidupan manusia berkembang terus menerus dalam suatu daerah yang positif. Apa
yang dipandang benar sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang.
Oleh sebab itu, peserta didik bukan dipersiapkan untuk menghidupi kehidupan
masa kini, melainkan mereka harus dipersiapkan menghadapi kehidupan masa
datang. Guru atau pendidik harus berperan sebagai pembimbing dan fasilitator
agar peserta didik terdorong atau terbantu untuk mempelajari dan memiliki
pengalaman tentang hal-hal yangpenting bagikehidupan mereka, bukan memberikan
sejumlah kebenaran yang disebut abadi. Yang penting adalah bahwa guru atau
pendidik harus memfasilitasi peserta didik agar memiliki kesempatan yang luas
untuk bekerja sama atau kooperatif di dalam kelompok, memecahka masalah yang
dipandang penting oleh kelompok bukan oleh guru, dalam kelompoknya.
Filsafat Pendidikan Perenialisme = >
Di zaman kehidupan modern ini
banyak menimbulkan krisis diberbagai bidang kehidupan manusia, terutama dalam
bidang pendidikan.Untuk mengembalikan keadaan krisis ini, maka perenialisme
memberikan jalan keluar yaitu berupa kembali kepada kebudayaan masa lampau yang
dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya. Ciri utama perenialisme
memandang bahwa keadaan sekarang adalah sebagai zaman yang mempunyai kebudayaan
yang tergangganggu oleh kekacauan, kebingungan, dan kesimpangsiuran. Berhubung
dengan itu dinilai sebagai zaman yang membutuhkan usaha untuk mengamankan lapangan
moral, intelektual dan lingkungan sosial kultural yang lain. Ibarat, kapal yang
akan berlayar, zaman memerlukan pangkalan dan arah tujuan yang jelas.
Perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan pangkalan yang demikian
ini merupakan tugas yang pertama dari filsafat dan filsafat pendidikan. Perenialisme
bukan merupakan suatu aliran baru dalam filsafat, dalam arti perenialisme
bukanlah suatu pengetahuan yang menyusun filsafat baru, yang berbeda dengan
filsafat yang telah ada. Teori dan konsep pendidikan perenialisme dilatar
belakangi oleh filsafat- filsafat plato sebagai bapak realism klasik, dan
filsafat Thomas Aquinas yang mencoba memadukan antara filsafat Aristoteles
dengan ajaran ( filsafat) gereja katolik yang tumbuh pada zamannya ( Abad pertengahan).
Perenialisme merupakan aliran filsafat yang susunannya mempunyai kesatuan,
dimana susunannya itu merupakan hasil pikiran yang memberikan kemungkinan bagi
seseorag untuk bersikap yang tegas dan lurus. Perenialisme merupakan suatu
aliran dalam pendidikan yang lahir pada Abad ke dua puluh.Perenialisme lahir
sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.Perenialisme menentang
pandangan progrivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang
baru.Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan,
ketidakpastian dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral,
intelektual, dan sisio-kultural.Oleh karena itu, perlu ada usaha mengamankan
ketidakberesan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar