Filosofi hidup hampir berkaitan dengan prinsip
hidup. Semua orang yang masih eksis mempunyai pegangan hidup, tujuan hidup, prinsip
hidup maupun filosofi hidup. Tentunya hal ini cukup berbeda di antara satu
dengan lainnya dalam menyikapinya. Karena, setiaporang itu tidak sama, setiap
orang itu unik, setiap orang merupakan mahluk
individualisme yang membedakan satu dengan lainnya.
Ada
yang mempunyai tujuan hidup yang begitu kuat, namun prinsip hidupnya lemah,
atau sebaliknya ada orang yang mempunyai tujuan hidup yang lemah, namun
memiliki prinsip hidup yang kuat. Ini tidaklah menjadi suatu permasalahan, yang
penting seberapa baiknya seseorang menyambung hidupnya dengan berbagai
persoalan dunia yang ada, atau dengan kata laiinya bagaimana kondisi
psikologis/jiwa seseorang dalam menjalani hidupnya.
Prinsip hidup masih jauh kaitannya dengan
psikologi, namun psikologi mau tau mau berhubungan langsung dengan prinsip
hidup. Karena, dengan menijau prinsip hidup seseorang dapat diketahui kondisi
jiwa seseorang. Prinsip hidup dan filosofi hidup sangat luas cakupannya, tidak
hanya ditinjau dari segi psikologi, tapi seluruh cabang ilmu pengetahuan yang
ada. Prinsip hidup seseorang dapat diambil dari perspektif psikologi, agama,
seni, literatural, metafisika, filsafat dsb. Bagi sebagian orang, filosofi hidup dapat
dijadikan sebagai panutan hidup, agar seseorang dapat hidup dengan baik dan
benar. Adapula sebagaian orang yang tidak menghiraukan apa itu tujuan hidup dan
filosofi hidup, ia hanya hidup mengikuti arus yang mengalir dan sebagian orang
lagi, terlalu kuat memegang tujuan hidup dan filosofih idupnya sehingga membuat
ia menjadi keras dan keras, Jadi,kesimpulannya ada 3 sifat manusia yang bisa
ditinjau dari filosofi hidupnya, yaitu orang yang lemah, orang yang netral dan
orang yang keras.
Orang
yang lemah adalah orang yang tidak mempunyai tujuan hidup atauprinsip hidup. Ia
tidak tahu untuk apa ia hidup, ia tidak berusahamengetahui kebenaran di balik
fenomena alam ini, sehingga terkadangbaik dan buruk dapat dijalaninya. Orang
yang netral adalah orang yang mempunyai tujuan dan prinsip hidup, tetapi tidak
mengukuhinya dengan terlalu kuat. Ia berusaha mencari kebenaran hidup dan hidup
dalam kebijakan dan kebenaran, ia bebas dan netral, tidak kurang dan tidak melampaui,
ia berada di tengah-tengah. Orang yang kuat adalah orang yang memegang kuat
tujuan dan prinsip hidupnya. Sehingga ia mampu melakukan apa saja demi tercapai
tujuannya. Ia terikat oleh filosofinya, ia kuat dan kaku berada di atas
pandangannya, ia merasa lebih unggul dari orang lain dan melebihi semua orang. Jika
ditinjau dari sisi psikologi. Orang-orang yang di atas juga dapat
dikategorikan, seperti orang yang mempunyai jiwa yang lemah, jiwa yang sedang
dan jiwa yang kuat. Namun, untuk yang berjiwa sehat, seseorang tidak hanya
dilihat dari jiwa lemah, sedang ataupun kuatnya. Penerapan tingkah lakunya
dalam kehidupan sehari-hari itulah yang penting.
Pada dasarnya, tujuan dan prinsip hidup
seseorang itu baik dan bersih. Pada saat seseorang dalam keadaan tenang, ia
membuat berbagai tujuan dan prinsip dalam hidupnya, namun ketika diterapkan timbul
beberapa hambatan dari luar dirinya atau adanya pengaruh dari lingkungan
eksternalnya. Salah satu pengaruh terbesar dari luar dirinya adalah panca
indera. Panca indera yang tidak terjaga dengan baik akan membuat seseorang
terpeleset dari tujuan dan prinsip hidupnya. Telinga bisa mendengar, mata bisa
melihat, mulut bisa berbicara. Semua itu harus dikendalikan dengan baik. Sebagai
contoh konkret, saya mempunyai tujuan hidup menjadi seseorang yang berguna
untuk menolong semua mahluk hidup sampai ajal menemui dan filosofi hidupnya
adalah bila ada orang baik kepada saya, maka saya akan baik kepadanya, dan bila
ada orang jahat kepada saya, maka saya akan baik juga kepadanya. Dari filosofi
hidup ini, jika dilihat dari sisi psikologinya, orang tersebut mempunyai jiwa yang
sehat, tidak mendendam dan bahagia menerima hidup. Namun, itu hanyalah sebuah
filosofi hidup, yang terpenting adalah bagaimana ia menerapkan dalam perilakunya,
apakah bisa sesempurna dengan filosofi hidupnya atau hanya sekedar membuat
filosofi hidup tetapi tidak dijalankannya ataupun ia membuat suatu filosofi
hidup, namun ia susah menjalannya karena tidak bisa menahan godaan atau
hambatan dari luar dirinya.
Sebuah filosofi hidup bisa didapatkan dari
seorang pemikir-pemikirjenius yang bijaksana, bebas dan terpelajar. Biasanya
orang tersebut dianggap sebagai seorang filsuf, pelopor kebijakan.
Masing-masing negara memiliki tokoh filosofinya. Orang pertama yang
memperkenalkan filsafat hidup ke dalam ilmu pengetahuan adalah orang Yunani
yang kebetulan pada saat itu negaranya merupakan negara yang bebas dalam berkarya.
Terbukti begitu banyak para filsuf terkenal kebanyakan dari bangsa Yunani,
seperti Aristoteles, Plato dan Socrates. Socrateslah yang paling banyak memberi
pengaruh kepada dunia ilmu pengetahuan, maka dia disebut Bapak Filsafat.
Sedangkan, dari ilmu psikologi, Bapak Sigmud Frued disebut-sebut sebagai Bapak
Psikologi yang paling banyak memberikan sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan. Kedua
tokoh dunia ini sama-sama memiliki pemikiran yang luar biasa untuk menciptakan
pengetahuan-pengetahuan mengenai asal usul dari segala sesuatu, meskipun
cakupannya berbeda, namun, psikologi dan filsafat tidak bisa dipisahkan dan
sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar