Yuuk
belajar filsafat, karena filsafat itu
adalah ‘’kepo’’ kalo sobat kepo, berarti sobat lagi belajar filsafat niih,
langsung aja yuuuuk kepoin kurikulum 2013 ,
apa sih k-13 itu dan seperti apa k-13, apa saja prinsip-prinsip pada
k-13 dan komponen-komponen k-13, dan apa saja sih kelebihan serta kelemahan
dari k-13? Langsung simak yaaa!!!!
Apa itu kurikulum
2013?
Kurikulum 2013 (K-13) merupakan
kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum
2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa
sekolah menjadi sekolah percobaan. Pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah
diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan
SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan di seluruh
jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek
pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam
Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang
dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada
di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan
adalah materi Matematika.
Apa saja Prinsip-prinsip
dalam Pengembangan Kurikulum 2013?
Pengembangan kurikulum adalah
sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan
didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga
dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain
pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru
melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang
dilakukan selama periode waktu tertentu. Pada umumnya ahli kurikulum memandang
kegiatan pengembnagn kurikulum sebagai suatu proses yang kontinu, merupakan
suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu komponen tujuan, bahan,
kegiatan dan evaluasi.
Prinsip-prinsip
yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya
merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam
pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang
dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip
baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan
sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum
yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak
sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Dalam
hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip –
prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas;
(2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan,
prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan
pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan
alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Terkait
dengan pengembangan kurikulum 2013, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang
harus dipenuhi, yaitu:
1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang
pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut
maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang
harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya
di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas
pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk
menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah
perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di
masyarakat.
2. Standar kompetensi lulusan ditetapkan
untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan.
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar
Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan
yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12
tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan
pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum
didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.
3. Model kurikulum berbasis kompetensi
ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan
berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata
pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam
satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas
dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan
diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal)
dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi
dalam pembelajaran.
4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa
setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum
berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik
(mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan
minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah
ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal
peserta didik.
6. Kurikulum berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
lingkungannya. Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral
dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum
dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni berkembang
secara dinamis. Oleh karena itu konten
kurikulum harus selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan
kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh
memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum
didasarkan kepada prinsip relevansi
pendidikan dengan kebutuhan dan
lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mempelajari permasalahan di
lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk
mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.
9. Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta
didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan
untuk mengembangkan budaya belajar.
10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur
kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta
silabus. Kepentingan daerah
dikembangkan untuk membangun
manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi
langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan
dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk
mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil
belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta
didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti
dengan proses perbaikan terhadap
kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok
peserta didik.
Apa saja sih Komponen-komponen
Kurikulum 2013?
Suatu
kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua
hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi,
dan perkembangan masyarakat. Kedua
kesesuaian antar komponen-komponen.
Adapun
komponen-komponen pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Komponen tujuan
Komponen
tujuan merupakan komponen pembentuk kurikulum yang berkaitan dengan hal-hal
yang ingin dicapai atau hasil yang diharapkan dari kurikulum yang akan
dijalankan. Dengan membuat tujuan yang pasti, hal tersebut akan membantu dalam
proses pembuatan kurikulum yang sesuai dan juga membantu dalam pelaksanaan
kurikulumnya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
2. Komponen Isi
Isi
program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi
jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program dari masing-masing
bidang studi tersebut.
3. Komponen Metode
Komponen
metode atau strategi merupakan komponen yang cukup penting karena metode dan
strategi yang digunakan dalam kurikulum tersebut menentukan apakah materi yang
diberikan atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau tidak. Dalam
prakteknya, seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran
secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk
dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan,
dengan efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau pembuatan metode atau strategi
dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat haruslah sesuai dengan materi
yang akan diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.
4. Komponen Evaluasi
Dalam
pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat
ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum
yang bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi
kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan
ditinjau dari berbagai kriteria.
Komponen
evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang berperan sebagai cara
untuk mengukur atau melihat apakah tujuan yang telah dibuat itu tercapai atau
tidak. Selain itu, dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui apabila ada
kesalahan pada materi yang diberikan atau metode yang digunakan dalam
menjalankan kurikulum yang telah dibuat dengan melihat hasil dari evaluasi
tersebut. Dengan begitu, kita juga dapat segera memperbaiki kesalahan yang ada
atau mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang sudah baik atau berhasil.
Kelebihan dan
Kekurangan Kurikulum 2013
Kurikulum
yang terbaru yaitu kurikulum 2013 yang mulai dilaksanakan pada tahun ajaran
2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk pemerintah maupun sekolah yang siap
melaksanakannya. Meskipun masih premature, namun ada beberapa hal yang
dirasakan oleh banyak kalangan terutama yang langsung berhadapan dengan
kurikulum itu sendiri.
Terdapat
beberapah hal penting dari perubahan atau penyempurnaan kurikulum tersebut
yaitu keunggulan dan kekurangan yang terdapat disana-sini.
Keunggulan
kurikulum 2013
1.
Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan
inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
2.
Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan
nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat
dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.
3.
Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan
budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
4.
Adanya
kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
5.
Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara
holistic domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.
6.
Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai
perkembangan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif,
keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan.
7.
Hal
yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap
fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
8.
Standar
penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap,
ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.
9.
Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
10. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
11. Meningkatkan motivasi mengajar dengan
meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial dan personal.
12. Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran (buku induk)
13. Guru berperan sebagai fasilitator Diharapkan kreatifitas guru akan semakin
meningkat
14. Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya
dalam pengadaan buku, dimana buku sudah disiapkan dari pusat
15. Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari
pusat dan memperoleh koordinasi dan supervise dari daerah
16. Pembelajaran berpusat pada siswa dan
kontekstual dengan metode pembelajaran yang lebih bervariasi
17. Penilaian meliputi aspek
kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi
18. Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan
karakter siswa terutama dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta
tanah air dan lain-lain.
Kelemahan
kurikulum 2013
1.
Guru
banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu
menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang
harus tetap ada penjelasan dari guru.
2.
Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara
mental dengan kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih
kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga
membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan
salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigm
guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar
kreatif.
3.
Kurangnya pemahaman guru dengan konsep
pendekatan scientific
4.
Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP
5.
Guru tidak banyak yang menguasai penilaian
autentik
6.
Tugas
menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum sepenuhnya dikerjakan
oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini.
7.
Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam
proses pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru
dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
8.
Tidak
adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013 karena UN masih menjadi factor penghambat.
9.
Terlalu
banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa
tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi
terhadap mata pelajaran yang dia ampu.
10. Beban belajar siswa dan guru
terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.
11. Timbulnya kecemasan khususnya guru mata
pelajaran yang dihapus yaitu KPPI, IPA dan Kewirausahaan dan terancam
sertifikasiya dicabut.
12. Sebagian besar guru masih
terbiasa menggunakan cara konvensional
13. Penguasaan teknologi dan informasi untuk
pembelajaran masih terbatas.
14. Guru tidak tiap dengan perubahan
15. Kurangnya kekmampaun guru dalam proses
penilaian sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara holistic.
16. Kreatifitas dalam pengembangan silabus
berkurang
17. Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum
berkurang
18. Sekolah tidak mandiri dalam menyikapi
kurikulum
19. Tingkat keaktifan siswa belum merata
20. KBM umumnya saat ini mash
konvensional
21. Belum semua guru memahami sistem penilaian
sikap dan ketrampilan.
22. Menambah beban kerja guru.
23. Citra sekolah dan guru akan
menurun jika tidak berhasil menjalankan kurikulum 2013
24. Pramuka menjadi beban bagi siswa
yang tidak menyukai Pramuka, sehingga ada unsur keterpaksaan.
SEKIAN
(*_*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar